Blue Hair Girl, Cute

Saturday, April 11, 2020

NOTULENSI DI: Menjadi Pribadi Jomblo Yang Merdeka


Notulensi Diskusi Introverted
Menjadi Pribadi Jomblo yang Merdeka
28 Maret 2020






Jadikanlah masa jomblo sebagai kesempatan kalian memantaskan diri,  sebelum doi atau jodoh kalian datang menghampiri.

Adib Khairil M





Moderator: Filla Syahputra
Moderator Relay: Serpihan Rengginang
Narasumber: Adib Khairil M

Profil narasumber:

 Banyak orang merasa malu jika harus mengakui dirinya jomblo. Apapun alasannya, semakin lama menjomblo, semakin malu menyatakannya. Padahal sebenarnya tidak ada yang salah menjadi jomblo dengan menjalani hidup seorang diri, asalkan bermutu ala jomblo berkualitas...


Narasumber kita kali ini adalah *Adib Khairil M*, Lahir di Sumenep, 23 Mei 1996. Seorang mahasiswa S2 di UIN Jogja yg mendapatkan awardee LPDP, sekaligus salah satu penulis dari Mojok.com. Beliau memiliki hobi membaca, menulis, dan mendesain loh. Dan sekarang beliau berdomisili di Jogja.

 Beliau akan memberikan tips-tips untuk para Jomblowan & Jomblowati agar bisa lebih semangat & merdeka dalam menjalani hidup... :D

Ingin tahu lebih banyak mengenai tips-tips mengenai dunia kejombloan? Mari simak diskusinya ~


  Pertama.  Kita sepakati dulu bahwa selama ini defini masyarakat kebanyakn seringkali mengkultuskan status jomblo sebagai semacam penyakit sosial, jomblo adalah status yang seringkali mendapatkan bullyan empuk ditengah-tengah lingkungan kita. Media sosial,  grup whatsapp smpai kehidupan sosial itu sendiri.

  Alih-alih menghargai jomblo sebagai sebuah pilihan.  Masyarakat kerapkali menjadikan status jomblo bahkan kalau saya istilahkan "sudah terdiskriminasi bahkan sejak dari pikiran"

Stereotip jomblo,  disadari atau tidak sering jadi bahan bercandaan mengasikkan sekaligus menyebalkan. Asik bagi mereka yang jumawa karena punya pasangan.  Menyebalkan bagi para kaum jomblo.

 Kondisi semacam itu menjadikan jomblo jadi status yang punya stereotip "kutukan" .

  Jadi bahan bullyan karena konon kejombloan itu adalah akibat ketidak lakuan kita. Pada akhirnya keadaan itu sampai pada stereotip yang sering dikenal dengan istilah: JONES alias Jomblo Ngenes.

  Padahal kalau kita ajukan pertanyaan begini,  apakah jomblo itu memang nasib? 
Apa benar jomblo itu pilihan?  Jangan-jangan alih-alih jadi pilihan istilah tersebut hanya pembelaan ditengah-tengah kondisi jomblo yang "katanya" mengenaskan?  Hehe.


Menurut saya pribadi, 

  Soal jomblo pilihan apakah nasib, itu tergantung bagaimana kita menempatkannya (status jomblo) tersebut.

Saya pribadi membagi status jomblo menjadi tiga jenis:

1. Pertama Jomblo Ngenes alias Jones
2. Jomblo Revolusioner
3. Jomblo Happynes

  Baik pertama jomblo ngenes. Jomblo jenis ini yang menurut saya pribadi harus dihindari oleh kawan-kawan.  Jomblo yang dalam pandangan saya adalah jomblo yang tidak mau beranjak dari status kejombloannya akan tetapi dia tidak pula melakukan hal-hal produktif lain,  dia mati gaya hanya meratapi statusnya.


  Kedua Jomblo revolusioner jomblo jenis ini bagi saya adalah mereka yang memanfaatkan masa-masa jomblo mereka menjadi lebih berarti,  banyak baca buku,  melakukan hal-hal bermanfaat, menyibukkan diri dengan banyak belajar lalu memantaskan diri.

  Ketiga jomblo happynes,  paling tidak kalau tidak bisa jadi jomblo revolusioner jadilah jomblo happynes jomblo yang menurut saya adalah mereka yang punya semacan seni bersikap bodo amat kepada statusnya.  Mereka adalah orang-orang yang happy happy aja dengn status mereka.
Soal pertanyaan moderator tadi bagaimana sih tips dan trik jadi jomblo yang produktif?

Berdasarkan pengalaman saya pribadi.

  Jadikanlah masa jomblo sebagai kesempatan kalian memantaskan diri,  sebelum doi atau jodoh kalian datang menghampiri.

Hal itu bisa dilakukan dengan misalkan membaca buku,  aktif melakukan hal2 bermnfaat dsbg

Terakhir dari saya.


Bagaimana menjadi jomblo merdeka?

  Hilangkan segala stereotip,  abaikan segala bullyan. Kalian punya akal yang tuhan ciptakan untuk kalian gunakan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya.

Berdiri dikaki sendiri katakan pada dunia bahwa jomblo juga bisa merdeka!!




Apa saja keuntungan menjadi jomlo yang merdeka? 


  Semakin kita dapat memanfaatkan kejombloan kita menjadi sesuatu yang bermanfaat. Semakin kita bisa memantaskan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Apa keuntungan lainnya?

  Banyak sekali,  bisa bernilai ekonomis,  idealism,  sampai kemungkinan kalian menjadi seorang yang jauh lebih banyak memberikan manfaat kepada orang lain, daripada ngabisin duit ke mall,  nontom bioskop,  sampai biaya kencan yang mahal,  bukankah sebaiknya menjadi jomblo yang merdeka?.  Menebarkan kebaikan kepada sesama, memperbanyak wawasan dsbg.

  
  Tidak usah bimbang soal gagal dalam urusan asmara,  bisa jadi kegagalan itu adalah kesuksesanmu di masa depan,  bukan?

  Kalau kita cek,  ada sebuah penelitian yang mengatakan bahkan,  bahwa kebanyakan ilmuwan jomblo itu jauh lebih produktif menghasilkan karya daripada mereka yang memutuskan memiliki pasangan.

  Rabiatul Andawiyah wali dan sufi yang memutuskan menjomblo karena tak ingin menghalangi rasa cintanya kepada tuhan.

Sampai sekarang masih diselami maknanya..

No comments:

Post a Comment

Notulensi DI: "Memulai Karya Lewat Menulis"

  Diskusi Introverted Room Memulai Karya Lewat Menulis Oleh: Indriyani Sabtu, 5 Juni 2021         Profil Narasumber: Indri...